Penguatan Solidaritas Kemanusiaan | Khutbah Ied Dr. Zahid Mubarok

Dr. Zahid Mubarok , M.E.I

Ringkasan khutbah Iedul Fitri 1441 H Masjid Darussalam Taman Cimanggu Bogor. Disampaikan oleh : Dr. Zahid Mubarok , M.E.I
HP/WA (08567-222-696)

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hari ini kita melaksanakan Sholat Iedul Fitri 1441 H/2020 M di rumah kita masingmasing sebagaimana fatwa beberapa Ulama’ dan anjuran pemerintah serta MUI baik Pusat maupun daerah karena masih adanya wabah penyakit Covid-19. Maka Alhamdulillahirabbil
Aalamiin setelah kita menuntaskan puasa tiga puluh hari penuh dalam samudera Ramadan1441 H/2020 H ini semoga kita lahir menjadi manusia-manusia baru. Manusia-manusia yang selama
puasa, taubatnya telah menyingkap tabir antara dirinya dengan langit, yang munajat-munajatnya telah mencurahkan rahmat Allah Ta’ala ke dalam dirinya, yang tilawah dan i’tikafnya telah membebaskannya dari ancaman api neraka. Aamiin

Semoga pula sekolah dalam samudera Ramadan 1441 H/2020 M ini telah melahirkan kita kembali menjadi manusia manusia baru; yang orientasi hidupnya meraih ridha Allah SWT jelas tertancap dalam sanubarinya, yang peta jalannya menuju surga jelas terbayang dalam benaknya,

Yang tekadnya beramal tak kan dapat dihalangi oleh rintangan sebesar apapun. Walaupun hari ini kita semuanya masih dalam menjalani Ujian dan Cobaan dari Allah SWT dalam menghadapi dan
memerangi COVID-19. Kita doakan semoga saudara saudari kita muslim/mah yang wafat terkena virus Covid-19 ini diampuni dosa dosanya serta di tempatkan dalam maqom syuhadaul
akhiroh (Syahid Akherat) oleh Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkannya diberikan ketabahan dan kesabaran . Kita semua yang masih berjuang melawan dan memerangi virus ini di
berikan kekuatan serta ketabahan dan pahala yang besar dari Allah Ta’ala. Mari kita berdoa agar Covid-19 ini segera mungkin Allah SWT tarik dan angkat kembali serta dihilangkan dari bumi Indonesia ini khususnya dan dari bumi Allah SWT di manapun berada. Aamiin.

Allah SWT telah berfirman : “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Al-An’am: 162)

Jamaah sholat Idul Fitri 1441 H/2020 M yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ayat diatas menegaskan dan menjelaskan kepada kita bahwa semua aktifitas serta perjuangan yang kita lakukan dan kita kerjakan hanya untuk Allah Ta’ala semata bukan untuk yang selian Allah SWT. Jika sudah demikian maka hati kita akan menjadi tenang dan tentram apapun takdir yang Allah SWT berikan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita serta Allah SWT tidak pernah akan  embebanihamba-hamba-Nya kecuali hamba-hamba tersebut mampu melaluinya dengan baik.

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar Walillahil Hamdu.
Karena eratnya kesatuan sesama kaum Muslimin ini maka, Rasulullah SAW bersabda, ”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

Hadirin S holat Iedul Fitri yang di mulyakan Allah Ta’ala.
Hadist yang mulia tersebut mengajarkan kepada kita dua hal. Pertama, kaum mukmin merupakan satu tubuh yang saling terkait dan menyatu. Penyakit yang terdapat pada sebagian mereka akan dapat berpengaruh kepada bagian lainnya bila tidak ada pencegahan dan sebaliknya. Kedua, karena satu tubuh, kaum mukmin semestinya secara otomatis dapat merasakan penderitaan dan kesulitan yang dirasakan saudaranya yang lain. Seraya ia berupaya agar  enderitaan dan kesulitannya itu berkurang hingga hilang sama sekali seperti kita juga bisa berbagi peran dalam memerangi Covid-19 ini dengan saling menguatkan solidaritas kemanusiaan sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah ayat : 32

Artinya : Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolaholah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Qs. Al Maidah :32).

Dari Penjelasan singkat hadist dan Ayat Al-Qur’an diatas bisa kita ambil pelajaran moral yang sangat penting diantaranya sebagai berikut ;

Pertama, ujian dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan. Suka dan duka akan mengitari kehidupan. Namun kita waib tetap tegar, sabar dan tawakkal. Tidak ada ujian tanpa jalan keluar.

Tidak ada kesusahan tanpa penawar kebahagiaan. Ke kanan atau ke kiri, berada di atas atau bawah, seorang mukmin akan tegar menghadapi ujian hidup.

Kedua, kerjasama adalah kunci merajut kebersamaan. Tidak egois dan merasa diri paling penting dan berjasa. Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang harus dibangun dalam diri.

Ketiga , suka-duka dilalui bersama. Ringan sama dijinjing, ringan sama dipikul. Sikap saling memiliki merupakan lambang persaudaraan sejati.

Keempat, cermin adalah tempat untuk mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih belum sempurna. Kebaikan yang ada semoga menjadi teladan bagi orang lain. Sedangkan kekurangan atau keburukan menjadi sentilan bagi diri sendiri untuk memperbaiki dan bagi diri orang lain, untuk tidak menyontohnya.

Kelima, seorang mukmin mampu menempatkan diri pada posisinya. Orang zalim akan meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Orang mukmin hanya melakukan yang baik-baik, makan yang baik-baik, berkata yang baik-baik. Apapun keadaannya, ia akan berusaha melakukan yang baik-baik.

Keenam, orang mukmin adalah orang yang punya konstribusi besar kepada sesama. Apapun akan ia lakukan asal itu untuk kebaikan bagi orang lain dan tidak melanggar perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Keberadaan seorang mukmin bermanfaat bagi orang banyak.

Ketujuh, menjadi mukmin seumpama menjadi emas, kokoh, tidak luluh dan menyerah dengan keadaan. Ia kukuh berpijak di atas kebenaran, tidak melebur dan mengikuti arus begitu saja.
Namun ia punya prinsip yang membara lagi kokoh dalam mempertahankan nilai-nilai ketauhidan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sungguh masih banyak sekali perumpaman yang disampaikan Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dalam hadits nya, juga termasuk dalam al-Qur’an. Berbagai perumpamaan ini hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang berakal (Ulil Albab).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah , Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar Walillahil Hamdu.

Demikian Khotbah Iedul Fitri 1441 H/2020 M yang singkat ini semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Aamiin.
Maka oleh karena itu, marilah kita tundukkan kepala dengan serendah rendahnya di hadapan Allahu Azzawajalla seraya memohon dan berdoa kepada Allah SWT agar Allah Ta’ala
selalu meridhoi , mencintai , merahmati, memudahkan serta meberikan Jaza’(pahalanya) kepada kita dan itu semua merupakan sebab dikumpulkannya kita dalam Jannah (surga)-Nya serta semoga kita selepas Ramadlan ini tetap diberikan istiqamah dalam rangka mengisi waktu kita dengan beribadah kepada Allah SWT. Aamiin Yaa Mujiibussaailiin.

Ya Allah, sembuhkanlah yang sakit di antara kami, dan juga yang sakit pada kaum muslimin, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah ampunilah orang-orang yang telah meninggal di antara (keluarga) kami, dan juga kaum Muslimin.

Ya Allah lindungilah kami, dan anak-anak keturunan kami dari Iblis serta keturunannya, pasukannya dan setan-setan wahai Rabb semesta alam. Ya Allah lindungilah kaum muslimin dari setan yang terkutuk yaitu Iblis dan keturunanya serta pasukannya wahai Rabb semesta Alam, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ya Allah jadikanlah negeri kami negeri yang aman sentiasa, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharja, dan juga untuk seluruh negeri kaum muslimin, wahai RabbSemesta Alam, Ya
Allah amankanlah dan jadikanlah baik negeri kami.

Ya Tuhan kami, berilah kami kehidupan dunia yang baik, kehidupan akhirat yang baik. Dan jagalah kami dari api neraka.

Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Upaya Meraih Lailatul Qodar

Bahan Kuliah Tarawih, 25 Ramadhan 1440 H (30 Mei 2019)
Masjid Darussalam Taman Cimanggu Kota Bogor
Ditulis dan disampaikan oleh: DR. H. Sutriyantono

Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokaattuh

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat , karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Continue reading Upaya Meraih Lailatul Qodar

Amalan di Bulan Sya’ban dan Persiapan Menyambut Bulan Suci

Materi Khutbah Jumat ini ditulis dan disampaikan oleh DR. H. Sutriyantono di Masjid Darussalam Taman Cimanggu – Bogor.


DR. H. Sutriyantono

Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ

أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Faqaalallahu ta ‘aalaa fil qur’aanil kariim
A’uudzubillahiminasyaitoonirrojiim

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

(Q.S. An-Nahl: 97)
Shodaqollahul ‘azhiim.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita, baik nikmat iman islam dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini di Masjid ini untuk melaksanakan sholat Jum’at secara berjamaah. Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai pemimpin besar umat Islam yang telah menyampaikan risalah agama Islam di dunia ini.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Pertama tama khotib sampaikan marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan hendaklah kita jangan meninggalkan dunia ini sebelum dalam keadaan berserah diri kepada Allah yaitu dalam keadaan beragama Islam atau sebagai muslimin, mukminin, muttaqin dan sholihin.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Sudah beberapa hari ini kita memasuki bulan Sya’ban dan beberapa pekan lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 1440 H

Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului puasa Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa di bulan Ramadhan nanti selain melaksanakan puasa wajib, kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tarawih dan witir, shalat dhuha, sodaqoh dan ibadah lainnya.

Agar mampu melakukan ibadah tersebut dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Maka bulan Sya’ban merupakan waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya.

Dengan demikian, berlatih membiasakan diri tersebut yang dapat diibaratkan sebagai tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan taqwa yang sebenarnya.

Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim, sebagai berikut :

1. Persiapan Melawan Hawa Nafsu

Seseorang yang masih mendahulukan keinginan dirinya dengan mengikuti hawa nafsunya dari pada kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, maka hal itu menunjukkan kelemahan imannya.

Sebagai contoh mengendalikan hawa nafsu ini antara lain sikap sabar dan pemaaf. Bersabar dan memberi maaf merupakan perbuatan mulia yang tidak akan disia-siakan di sisi Allah, sebagaimana telah ditegaskan di dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ.  رواه مسلم وغيره

“Dan Allah tidak akan memberikan tambahan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan.”
(HR. Muslim, no. 2588 dan imam-imam lainnya).

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad , yang kandungan maknanya sbb :
bahwa Abu Hurairah r.a. berkata, Seseorang telah mencela Abu Bakar r.a., Abu Bakar pun diam, sedangkan Nabi SAW ketika itu bersama mereka. Nabi merasa kagum, lalu tersenyum.
Ketika orang itu memperbanyak cercaannya maka Abu Bakar menimpali sebagian yang diucapkannya. Nabi pun marah dan beranjak pergi.

Abu Bakar kemudian menyusul beliau dan bertanya, “Wahai Rasulullah, orang itu telah mencerca diriku dan engkau tetap duduk. Namun di saat aku menimpali sebagian yang diucapkannya, mengapa engkau marah dan berdiri ?”

Rasulullah pun menjawab, “Bersamamu tadi ada malaikat yang menimpali orang itu sementara engkau diam. Akan tetapi ketika engkau menimpali sebagian yang diucapkannya, setan pun datang, dan aku pun tidak mau duduk bersama setan”

Kemudian beliau bersabda, “Hai Abu Bakar, ada tiga perkara yang semuanya adalah hak. Tidak ada seorang hamba yang dizalimi dengan satu kezaliman kemudian dia memaafkannya karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya karena perbuatannya itu dan akan menolongnya”.

Dan tidaklah seseorang yang membukakan pintu untuk menyampaikan suatu pemberian dengan niat bersilaturahim, melainkan Allah akan memperbanyak hartanya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu untuk meminta-minta dengan niat memperbanyak hartanya, melainkan Allah SWT akan semakin menyedikitkan hartanya.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam melawan hawa nafsu ini antara lain meliputi :

  • Mengekang hawa nafsu dari kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, mengendalikan makan dan minum dll
  • Mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan dan kezaliman. Menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf, serta ibadah lainnya.

2. Persiapan Iman

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu, iman akan membuahkan perkataan yang baik dan amal shaleh, iman juga menghasilkan kecintaan kepada Allah SWTdan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah SWT dan mengikuti Rasul-Nya. Iman merupakan kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan mencegah diri dari sesuatu yang disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah SWT.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. An-Nahl: 97)

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam bidang iman antara lain meliputi:

  • Segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang.
  • Memperbanyak do’a dan berpuasa sunnah di bulan Sya’ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya’ban, yaitu: Puasa Senin-Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14 dan 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban, serta ibadah lainnya.

3. Persiapan Ilmu

Iqra’ bismirobbikalladzii khalaq, (bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan), QS. Al-‘Alaq ayat 1 memerintahkan kepada kita untuk membaca ayat-ayat Allah, memerintahkan kita untuk mencari ilmu, hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, baik itu ilmu agama atau pun ilmu pengetahuan.

Ilmu juga akan menambah keimanan kita, semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan semakin bertambah pula keimanan kita.

Dalam QS Al-Mujaadilah ayat 11 , Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Menurut ayat tersebut, Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Oleh karenanya Allah SWT menyuruh manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan, membentuk majelis ta’lim, membaca ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.

Kewajiban menuntut ilmu ini sangat erat kaitannya dengan taqwa.
Termasuk bagian yang paling penting dari bentuk ketaqwaan seseorang adalah at-tafaqquh fiddin, yaitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Allah SWT.

Dengan bersemangat dalam menuntut ilmu, seseorang akan mengetahui perintah Allah SWT dan larangan-Nya. Sehingga dengan demikian, dia akan benar-benar tepat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk menuntut ilmu dan bertanya kepada ahli ilmu tentang agama kita, agar kita bisa benar-benar mewujudkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam bidang Ilmu antara lain meliputi:

  • Mempelajari hukum fiqih puasa Ramadhan dan mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan puasa
  • Menghafal bacaan Al-Qur’an dengan memperhatikan tajwid, dan kelancaran bacaannya sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, dan ibadah lainnya.

4. Persiapan Dakwah

Dari Abu Umamah al-Baahili r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,

« إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ »

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia
HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani (no. 7912)

Hadits ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang yang mempelajari ilmu agama yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW kemudian menyebarkannya kepada umat manusia.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam bidang dakwah antara lain meliputi:

  • Menyiapkan materi untuk taushiyah, ceramah, khutbah dan dakwah lainnya.
  • Membuat brosur, buletin dakwah dan mengadakan pesantren kilat, islamic study, serta acara sejenis dan ibadah lainnya.

5. Persiapan Keluarga

Sebagaimana kita ketahui, taqwa merupakan perintah Allah SWT kepada seluruh manusia.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S.An Nisaa`: 1)

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam Keluarga antara lain meliputi:

  • Menyiapkan anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan yang telah disebutkan di atas.
  • Meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih dan kegiatan yang tidak membawa manfaat serta mengingatkan untuk senantiasa melakukan ibadah karena Allah SWT, baik yang wajib maupun sunah.

6. Persiapan Mental

Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak.
Dalam QS Ibrahim ayat 34 , Allah SWT berfirman :

وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada Nya, dan apabila kamu menghitung nikmat Allah maka niscaya tidak akan dapat menghitungnya, sesungguhnya manusia itu benar-benar dzolim dan mengingkari (terhadap nikmat Allah).

Oleh karena itu, kita wajib bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu, yaitu bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badan.

Bersyukur dengan hati dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang dari Allah SWT, bersyukur dengan lisan dengan memuji Allah atas segala nikmat tersebut, dan bersyukur dengan anggota badan berupa taat dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan dalam bidang mental ini antara lain meliputi : Menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:

  • Beramal shalih dan memulai banyak niat dari sekarang. Seperti misalnya niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatam-kan Al-Qur’an, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu dlsb
  • Melakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program persiapan ramadhan yang telah dibuat di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.

Demikian sekelumit amalan sunnah di bulan Sya’ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan Ramadhan.

Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya’ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.

بَارَكَ اللهُ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلَجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khotbah ke dua :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Para ulama menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban terhadap puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.

Hikmah lainnya tentang keutamaan bulan Sya’ban disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid r.a., ia berkata: Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban?

Beliau Nabi SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Bulan Sya’ban adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah (HR. An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini , Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah (Lathoif Al Ma’arif, 235)

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Hikmah Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal

Oleh : DR. H. Sutriyantono
Khutbah Jumat di Masjid Darussalam Taman Cimanggu Bogor
02 November 2018

Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokaattuh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Faqaalallahu ta ‘aalaa fil qur’aanil kariim :
A’uudzubillahiminasyaitoonirrojiim,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Shodaqollahul ‘azhiim

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita, baik nikmat iman islam dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini di Masjid ini untuk melaksanakan sholat Jum’at secara berjamaah.
Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai pemimpin besar umat Islam yang telah menyampaikan risalah agama Islam di dunia ini. Continue reading Hikmah Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal

Amunisi-Amunisi Penakluk Setan

Oleh: Ust. H. Akhmad Tefur

Ringkasan
Beberapa dzikir dan doa penting yang dapat digunakan sebagai amunisi untuk menaklukkan setan

  1. Menjelang tidur: Ayat kursi [HR Bukhari]
  2. Bangun tidur: (1) Dzikrullah (2) Wudhu (3) Shalat sunnah 2 rakaat [HR Bukhari Muslim]
  3. Hendak makan: Baca basmalah [HR Muslim]
  4. Hendak pergi: Baca “Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaah laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyil adhiim” [HR Abu Daud, Nasai]
  5. Sampai tujuan: Baca “Audzu bikalimatit taammaati min syarri maa khalaq” [HR Muslim]
  6. Kembali ke rumah (masuk rumah): Baca basmalah [HR Muslim]

Mempertajam Kepekaan Jiwa

Bahan Kultum Tarawih, 27 Ramadhan 1439 H (12 Juni 2018)
Di Masjid Darussalam Taman Cimanggu Kota Bogor
Oleh : DR. H. Sutriyantono

Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokaattuh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT atas rahmat , karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Continue reading Mempertajam Kepekaan Jiwa