Meningkatkan Ketaqwaan kepada Alloh SWT dengan Menjaga Akidah, Menguatkan Tauhid dan Beramal Sholeh

KONSEP KHOTBAH JUM’AT
di Masjid Darussalam Bogor
Tanggal 3 November 2017

Oleh : DR. Sutriyantono

Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokaattuh

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Innal hamdalillahi nahmaduhu wanasta ‘iinuhu wanastaghfiruhu wana ‘uudzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati ‘amaalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhillalah wamayyudhlil falaa haadiyalah, asyhadu an laa ilaha illallohu wakhdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Yaa ayyuhalladziina aamanuttaqulloha haqqo tuqootihi walaa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun, yaa ayyuhannaasuttaquu robbakumulladzii kholaqokum min nafsin waakhidah wakholaqo minhaa zaujahaa wabatstsa minhumaa rijaalaakatsiiron wanisaa a , wattaqullohalladzii tasaa aluunabih, wal arkhaama innalloha kaana ‘alaikum roqiibaa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Yaa ayyuhalladziina aamanuttaqulloha waquuluu qoulaa sadiida, yushlih lakum a’maalakum wayaghfir lakum dzunuubakum wamayyuthi ‘illaha warosuulahu faqod faaza fauzan ‘azdiimaa.

أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Ammaa ba’duu fainna ashdaqol hadiits kitaabulloh, wa khoirol had yi had yu muhammad wasyarrol umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsatin bid’ah, wakullabid’atin dholaalah, wakulla dholaalatin finnaar, allohumma sholli ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihi washohbihi wamantabi ‘ahum bi ihsaanin ilaa yaumil qiyaamah.

Faqaalallahu ta ‘aalaa fil qur’aanil kariim
A’uudzubillahiminasyaitoonirrojiim,
‎إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Innamal mu’minuunalladziina idzaa dzukirollohu wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat ‘alaihim aayaatuhuu zaadathum iimaanaa wa ‘alaa robbihim yatawakkaluun

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita, baik nikmat iman islam dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini di Masjid ini untuk melaksanakan sholat Jum’at secara berjamaah. Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai pemimpin besar umat Islam yang telah menyampaikan risalah agama Islam di dunia ini.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Pertama-tama khotib sampaikan marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan hendaklah kita jangan meninggalkan dunia ini sebelum dalam keadaan berserah diri kepada Allah yaitu dalam keadaan beragama Islam sebagai muslim yang benar atau muslim sejati.
Kita tingkatkan ketaqwaan kepada Alloh SWT dengan menjaga akidah, menguatkan tauhid dan beramal sholeh.

Muslim yg baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah SWT sehingga terlihat akhlak yang terpuji pada dirinya.
Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut sebagai iman dan amal saleh.
Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak.
Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi aqidah, maka perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah SWT. Sedangkan perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah SWT sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh.
Karena itu didalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu diawali dengan kata iman.

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan perkataan yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah SWT dan mengikuti Rasul-Nya. Iman merupakan kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan mencegah diri dari sesuatu disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah SWT.
Iman memiliki tanda-tanda yang banyak, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Anfâl:2
‎إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Innamal mu’minuunalladziina idzaa dzukirollohu wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat ‘alaihim aayaatuhuu zaadathum iimaanaa wa ‘alaa robbihim yatawakkaluun
Sesungguhnya orang-orang yang beriman (orang yang sempurna imannya) ialah mereka yang bila disebut nama Allah (menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya) gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah lah mereka bertawakkal.

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, yang artinya ikatan. Berdasarkan ahli bahasa, pengertian aqidah adalah sesuatu yang dengannya diikatnya hati dan perasaan manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan pegangan. Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jelaskan dalam QS Al-Maidah, ayat 15-16 :
‎يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ
‎يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Qod jaa akumminallohi nuurun wakitaabun mubiin. Yahdiibihillahu manittaba‘a ridhwaanahuu subulassalaam, wayukhrijuhum minadhzdhzulumaati ilannuuri bi idznih, wayahdiihim ilaa shirootimmustaqiim.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah (yaitu nabi Muhammad SAW) dan kitab yang menerangkan (yaitu kitab Al Quran). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”

Allah SWT berfirman dalam QS Yunus ayat 58 :
‎قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Qul bifazd lillahi wabirohmatih, fabidzaa lika falyaf rokhuu huwa khoirummimmaa yajma’uun.
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada kita adalah agama islam.

Islam adalah nikmat terbesar yang telah Allah anugerahkan kepada kita, sebab Islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita syukuri nikmat paling besar yang tidak didapatkan oleh setiap orang, bahkan oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat dikaruniai agama Islam.
‎وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ
Wamaa aktsarunnaasi walau kharoshta bimu’miniin.
Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya-(QS Yusuf: 103)
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga karunia yang paling besar ini, dengan bersungguh-sungguh dalam berpegang teguh dengan ajaran Islam.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih.
‎مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Man ‘amila shoolikhammin dzakarin au untsaa wahuwa mu’min, falanukh yiyannahu khayaatan thoyyibah.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl: 97)
Sesungguhnya, amal shalih itu bekal dan hasil karya seseorang yang akan dibawanya ketika meninggal dunia. Amal shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Sesungguhnya kebutuhan manusia yang terpenting adalah iman dan akidah, sebagaimana ilmu dan amal, serta perilaku dan jalan hidup.
Salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat islam, adalah memiliki akidah yang benar dan bersih, metode yang sempurna dan tinggi, ibadah yang mudah dan jernih, serta akhlak yang mulia dan suci.
Salah satu keistimewaan umat islam adalah “umat akidah’’, yang merupakan kekuatan pribadi dan bangunan peradaban dalam bangunan kejayaan dan kemenangan secara terus menerus.
Akidah akan tetap menjadi landasan dan pondasi bagi semua perhatian seorang muslim, baik dalam tataran ilmu, amal, maupun dakwah.
Terutama dalam menghadapi banyak godaan dan perubahan, syahwat dan syubhat yang menyebar luas, serangan dan tantangan yang semakin besar, kesulitan dan krisis yang semakain berat.
Kita membutuhkan generasi penerus yang memiliki akidah, hidup dengan akidahnya dan untuk akidahnya.
Sangat besar tanggung jawab dan amanah orang tua, keluarga, lembaga pendidikan, saluran edukasi, serta praktisi pendidikan, dakwah dan perbaikan dalam masalah akidah ini.
Masalah utama yang perlu di atasi ialah syirik dalam berbagai model dan bentuknya. Bila tauhid adalah kewajiban yang paling ditekankan dan keharusan yang paling diperintahkan, maka syirik adalah dosa yang paling besar dan larangan yang paling diharamkan.
Seluruh syariat dan dakwah para Nabi dan Rasul sepakat mengingkari dan menolak kemusyrikan.
‎إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Innalloha laa yaghfiru ayyusy rokabih, wayaghfirumaa duuna dzaalika limayyasyaa’.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki”. (QS An-Nisa: 116)

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Diantara makna taqwa adalah melaksanakan keta’atan kepada Allah, (dengan) mengharap keridhaan-Nya; dan meninggalkan kemaksiatan terhadap Allah, (karena) takut kepada siksaNya.
Ketaatan terbesar yang wajib kita laksanakan adalah tauhid; sebagaimana kemaksiatan terbesar yang mesti kita hindari adalah syirik.
Tauhid adalah tujuan diciptakannya makhluk, tujuan diutusnya seluruh para rasul, tujuan diturunkannya kitab-kitab samawi, sekaligus juga merupakan pijakan pertama yang harus dilewati oleh orang yang berjalan menuju Rabbnya.
‎وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Wamaa kholaqtul jinna wal insa illaa liya’ buduun.
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (hanya) kepadaKu.” (QS Adz-Dzaariyaat: 56)
Kedudukan tauhid sedemikian tinggi dan penting di dalam agama islam, demikian pula keutamaannya yang begitu besar.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Tauhid sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena menjadi landasan bagi setiap amal, amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia, dan amal yang dilandasi dengan syirik akan menyengsarakannya di dunia dan di akhirat.
Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah.
Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid.
‎وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Walaqod ba ‘atsnaa fii kulli ummatirrosuula, ani’ budulloha waj tanibuththooghuut.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (QS An-Nahl: 36)
Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan rasul yaitu As-Sunnah. Seorang ahli tauhid yang murni dan bersih dari noda-noda syirik serta ikhlas mengucapkan “laa ilaaha illallah” maka baginya akan memperoleh kebahagiaan dan ampunan dari Allah SWT.
Sebagaimana ditegaskan di dalam hadist qudsi Allah SWT berfirman, yang artinya :
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتني بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Yaa ibna aadama innaka lau ataitanii biquroobil ardzi khothooyaa , tsamma laqiitanii laa tusyriku bii syai a, laa ataituka biquroobihaa maghfiroh
“Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadist tersebut menegaskan tentang keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor terpenting bagi kebahagiaan seorang hamba.
Tauhid merupakan sarana paling tinggi untuk melebur dosa-dosa dan maksiat. Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama’ah, niscaya akan membebaskan orang tersebut dari kehinaan dan kesengsaraan. Tauhidlah yang akan mengembalikan kehormatan, harga diri, kemuliaan dan menaikkan derajat serta martabat kaum Muslimin.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badan.
Bersyukur dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan menyebut-nyebut kenikmatan tersebut, jika tidak dikhawatirkan hasad.
Dan bersyukur dengan anggota badan, yaitu menggunakan anggota badan kita ini untuk taat kepada-Nya, dengan bertakwa kepada-Nya secara sebenar-benarnya.
Taqwa merupakan perintah Allah kepada seluruh manusia.
‎يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Yaa ayyuhannaasuttaquu robbakumulladzii kholaqokumminnafsin
Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An Nisaa`: 1)

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Taqwa, secara bahasa artinya melindungi diri, yaitu seseorang melakukan sesuatu untuk melindingi dirinya dari perkara yang dia takuti dan dia khawatirkan.
Adapun taqwa hamba kepada Rabb-nya adalah hamba itu melindungi dirinya dari kemurkaan dan siksa Allah, yaitu dengan cara beribadah melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.
Dalam taqwa harus ada amal, iman, serta ikhlas, yang ketiga hal tersebut membutuhkan ilmu.
Amal adalah perbuatan. yaitu dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Amal akan diterima, jika mengikuti syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan seseorang tidak dapat mengetahui syariat Islam, kecuali dengan ilmu.
Iman, merupakan sumber amalan, dan yang menjadi pendorongnya. Seseorang yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, jika tanpa landasan iman, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah.
‎وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Walladziinakafaruu a’maaluhum kasaroobimmbiqii ‘ah, yakh sabuhuzhzhom aanumaa a, khattaa idzaa jaa ahuu lam yajid hu syai a.
Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. (Q.S. An Nuur: 39).
Sebagaimana syarat amal adalah ilmu, maka demikian juga untuk mengetahui iman, juga diperlukan ilmu. Ketika mengamalkan ketaatan dan “takut siksa Allah”, serta ketika meninggalkan kemaksiatan, merupakan isyarat terhadap ikhlas, karena amalan yang tidak ikhlas juga akan ditolak oleh Allah SWT.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Tsalaatsa man kunna fii hi wajada bihinna halaawatal iimaan, man kaanallohu warosuuluhu ahaban ilaihi miman siwaahumaa, wa an yuhibanil mar a laa yuhibbuhu illalloh, wa an yakroha an ya ‘uuda fiil kufri ba’da an anqodzahullohu minhu, kamaa yakrohu an yuqdza fa fiinnaar.
“Tiga perkara, yang apabila seseorang itu memilikinya, maka dia dengan sebab tiga perkara tersebut akan mendapatkan manisnya iman, (yaitu) seorang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya; dan dia mencintai saudaranya yang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah; serta dia membenci untuk kembali terjatuh kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia tidak ingin dirinya dilempar ke api neraka.” (H.R. Muslim)
Seseorang yang masih mendahulukan keinginan dirinya dengan mengikuti hawa nafsunya daripada kecintaannya, serta ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, maka hal itu menunjukkan kelemahan imannya dan kurang sempurnanya dirinya dalam melaksanakan dua kalimat syahadat.

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Termasuk bagian yang paling penting dari bentuk ketakwaan seseorang adalah at-tafaqquh fiddin, yaitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Allah SWT. Kewajiban menuntut ilmu ini sangat erat kaitannya dengan taqwa.
Dengan bersemangat dalam menuntut ilmu, seseorang akan mengetahui perintah-perintah Allah SWT dan larangan-larangan-Nya. Sehingga dengan demikian, dia akan benar-benar tepat dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk menuntut ilmu dan bertanya kepada ahli ilmu tentang agama kita, agar kita bisa benar-benar mewujudkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Baarokallahu lii walakum fil quraanil ‘azdiim wa nafa ‘anii waiyyaakum bimaa fiihi minal aayaati wadzdzikril hakim wataqobbala minnii wa minkum tilaawatahu innahu huwassamii’ul ‘aliim Fastaghfiruuhu innahu huwal ghofuururrohiim

Khotbah ke dua :
Alhamdulillaahilladzii hadaa naalihaadzaa wamaakunnaa linahtadiya laulaa anhadaanallahu laahaula walaa quwwata illaa billaah
Asyhaduallaailaahaillaallah wa asyhadu anna muhammadarrosuulullah
Allaahumma sholli ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammad
Ammaa ba’du fayaa ‘ibaadallahi ittaqullaaha haqqatuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun

Jama’ah sholat Jum’at rohiimakumullah,
Marilah kita senantiasa mewujudkan taqwa di dalam kehidupan kita dan marilah kita senantiasa mengingat, bahwa bertaqwa kepada Allah SWT adalah sumber segala kebaikan dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan, serta bekal yang sangat berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat.
‎الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Watazawwaduu fa inna khoirozzaa dittaqwaa, wattaquuni yaa ulil albaab
“Maka berbekallah kalian dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (QS Al-Baqarah: 197)
‎إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Inna lil muttaqiin ‘indarobbihim jannaatinna ‘iim
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) syurga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (QS Al-Qalam: 34)

Semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya.

Innallaaha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alaannabii yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi wasallimuu tasliima
Allahumma sholi ’alaa muhammad wa ’alaa alii muhammad, kamaa sholaita ’alaa ibrohim wa ’alaa alii ibrohim, wa barik’alaa muhammad wa ’alaa alii muhammad, kamaa baarokta ’alaa ibrohim wa ’alaa alii ibrohim fil ’alaami innaka hamiidum majiid.

Allaahummaghfirlil muslimiina wal muslimaat wal mu’miniina wal mu’minaat al ahyaai minhum wal amwaat innaka samii’un qoriibummujiibudda’waat
yaa qoodhiyal haajaat
Robbanaa zholamnaa anfusanaa waillamtaghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin , robbanaa laatuzigh quluubanaa ba’da idzhadaitanaa wahablana milladunka rohmah, innaka antal wahhaab , robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyaatinaa qurrota a’yuniwwaj ‘alnaa lil muttaqiina imaama , robbanaaghfirlanaa waliwaalidaina warhamhuma kamaa robbayaana shighooro
Robbanaa aatinaa fiddun yaa hasanah wafil aahiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannar

‘Ibaadallah , innallaha ya’murukum bil adli wal ihsaani wa iitaa ‘idzil qurbaa wayanhaa ‘anil fahsyaaiwal munkari wal baghyi, ya’izhukum la ‘alakum tadzakkaruuna, faadzkurullahal ‘azhiima , yadzkurkum wad ‘uuhu yastajiblakum waladzikrullaahi akbar

Bogor, 03 November 2017
Ditulis oleh :

DR. Sutriyantono

Silakan share...