Bahan Kuliah Tarawih, 25 Ramadhan 1440 H (30 Mei 2019)
Masjid Darussalam Taman Cimanggu Kota Bogor
Ditulis dan disampaikan oleh: DR. H. Sutriyantono
Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokaattuh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat , karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Solawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Jama’ah sholat tarawih rohiimakumullah,
Hari ini alhamdulillah kita sudah menyelesaikan puasa ramadhan di hari yang ke 25 dan malam ini kita sudah memasuki malam yang ke 26 dan masih ada 2 malam ganjil lagi yaitu tanggal 27 dan 29 di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 1440 H ini.
Di sepertiga akhir bulan Ramadhan mempunyai berbagai keutamaan diantaranya keutamaan malam Lailatul Qadar.
Lailatul qadar adalah malam yang diinginkan oleh seluruh kaum muslimin untuk mendapatkannya. Sebab malam itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Dalam QS Al Qadr ayat 3 , Allah SWT berfirman :
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر
Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan
Dalam Kitab Tafsir dijelaskan bahwa amal shalih yang kita lakukan di malam lailatul qadar lebih baik dari pada amal shalih dalam seribu bulan yang tidak ada lailatul qadarnya.
Pertanyaannya adalah :
– Kapan dan apa saja tanda-tanda lailatul qodar ?
– Bagaimana cara mendapatkannya ?
– Siapa saja ciri-ciri orang yang mendapatkannya ?
Dalil hadits yang berkaitan dengan pertanyaan tsb dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jama’ah sholat tarawih rohiimakumullah,
Terdapat riwayat yang kuat bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW :
إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ
Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan atau – lupa – maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil (H.R. Muttafaq alaih)
Lebih spesifik lagi, ada hadits yang menyebutkan bahwa lailatul qadar jatuh pada malam tanggal 27 Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Barangsiapa ingin mencarinya, hendaklah ia mencarinya, pada malam ke-27 (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits-hadits tersebut, ada sebagian ulama yang menyakini bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Namun, jumhur ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut hanya menyatakan bahwa lailatul qadar pernah terjadi pada malam ke-27. Adapun pada tahun-tahun lainnya, ia tidak dapat dipastikan apakah terjadi pada malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27 atau malam ke-29, jumhur ulama tidak dapat memastikan tanggal berapa jatuhnya lailatul qadar.
Selanjutnya …..
Tentang tanda-tanda lailatul qadar, terdapat sejumlah hadits yang menyebutkan sebagai berikut :
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cuacanya cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.
(HR. Ath Thoyalisi dengan sanad yang baik menurut Haitsami)
Dalam hadits yang lain disebutkan sebagai berikut :
Ubay bin Ka’ab menjelaskan ,
وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا
… Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit, dengan cahaya putih yang tidak bersinar menyilaukan (HR. Muslim)
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Sesungguhnya tanda lailatul qadar adalah jernih lagi terang, seakan-akan ada rembulan yang terang-benderang, tenang lagi sejuk, tidak ada dingin padanya tidak pula panas, dan tidak pula ada pelemparan bintang (meteor) pada malam itu hingga pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah bahwa pada pagi hari, matahari keluar dengan sempurna tanpa ada kesilauan padanya, seperti bulan pada bulan purnama. Syaithan tidak halal untuk keluar bersama (lailatul qadr) pada hari itu. (HR. Ahmad; hasan)
Berdasarkan hadits-hadits di atas, tanda-tanda lailatul qadar yaitu :
– Malam itu langit relatif jernih dan terang
– Hawa malam itu tidak panas, juga tidak terlalu dingin
– Terkadang malam itu turun hujan
– Malam itu tidak ada meteor (pelemparan bintang)
– Pagi harinya matahari terbit dengan sempurna, cahayanya putih dan relatif tidak menyilaukan
Berikutnya ….
Doa Lailatul Qadar sesuai dengan yang diajarkan Rosulullah SAW dapat diamalkan pada malam-malam bulan Ramadhan, khususnya 10 hari terakhir, sebagai berikut :
Dari Aisyah r.a. , beliau berkata yang kandungan maknanya sbb :
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Katakan padaku wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Doa apa yang aku ucapkan di saat itu? Beliau menjawab, Ucapkanlah doa : ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’
Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun yang menyukai permohonan ampun, maka ampunilah aku. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Selanjutnya ….
Ciri-ciri Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar, secara umum dapat diprediksi, siapa saja yang bersungguh-sungguh mencarinya sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar.
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
Carilah ia (lailatul qodar) di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia kalah/menyerah di tujuh malam yang terakhir. (HR. Muslim)
Ciri-ciri orang yang mendapatkan lailatul qadar sebagaimana dijelaskan para Ulama adalah sbb :
Dilihat dari amal Ramadhan-nya :
Pertama, orang yang i’tikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadhan, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar.
Kedua, orang yang shalat Isya’ berjamaah, tarawih dan Subuh berjamaah di masjid pada 10 hari terakhir, insya Allah ia juga mendapatkan lailatul qadar.
Sedangkan ciri orang mendapat lailatul qadar , dilihat dari amal setelah Ramadhan adalah :
Adanya perubahan positif, ia menjadi lebih baik dan lebih shalih.
Sebagaimana dijelaskan para Ulama sebagai berikut :
Awalnya pemarah, menjadi tidak pemarah dan pandai mengelola emosi.
Awalnya pendendam menjadi mudah memaafkan orang lain.
Awalnya emosional menjadi penyabar. Lebih banyak beribadah baik sholat maupun puasa sunnah dan tilawah.
Serta lebih peka terhadap penderitaan sesama dan ringan tangan untuk menolong sesama, baik sesama muslim, sesama manusia maupun sesama mahluk ciptaan Allah SWT
Jama’ah sholat tarawih rohiimakumullah,
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Qadr ayat 1 sbb :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan
Turunnya Al Quran tersebut secara sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah. Kemudian Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril selama sekitar 23 tahun.
Turunnya Al Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus menandai diangkatnya beliau sebagai Nabi, yaitu saat beliau mendapatkan wahyu pertama kali di Gua Hira.
Lailatul qadar artinya malam kemuliaan atau malam penetapan.
Lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ad Dukhan ayat 3:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan
Dalam QS. Al Qadr ayat 4, Allah SWT berfirman :
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
Dalam Kitab Tafsir dijelaskan bahwa di malam itu Allah SWT menakdirkan segala perkara yang Dia kehendaki selama setahun ke depan; perkara kematian, rezeki dan lainnya. Setelah menakdirkan segala perkara, Allah memberikan tugas kepada para malaikat untuk mengaturnya, yaitu malaikat Jibril ‘alaihi salam (yang tugasnya menyampaikan wahyu & membagikan ilmu), Mikail a.s. (memberikan rizki & mengatur hujan, angin, serta tanaman) , Israfil a.s. (meniup sangkakala / terompet pada hari kiamat kelak agar semua ruh itu kembali ke jasadnya masing-masing sehingga mereka akan hidup kembali) , dan Izrail a.s. (mencabut nyawa seluruh makhluk hidup).
Jama’ah sholat tarawih rohiimakumullah,
Di sepuluh hari terakhir Ramadhan, terdapat beberapa amalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut :
– Menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan dengan mengajak keluarga untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.
– Mengingatkan sahabat dan orang-orang terdekat untuk bersungguh- sungguh mempersiapkan diri di sepuluh malam terakhir ramadhan.
– Memperbanyak bersedekah
Sebagaimana dinyatakan oleh Ibn Abbas r.a. yang maknanya sebagai berikut :
Rasulullah SAW adalah orang yang amat pemurah. Pada bulan Ramadhan beliau menjadi lebih pemurah lagi (HR. Mutaffaq ‘alaih).
– Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Ada banyak keutamaan membaca Al Quran, diantaranya adalah semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tetaplah membaca Al-Qur’an, meskipun masih terbata-bata,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ (رواه البخاري ومسلموأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه)
Dari ‘Aisyah r.a., Rasulullah SAW bersabda, yang kandungan maknanya sebagai berikut :
Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama dengan para malaikat yang mulia dan taat, an orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an dan dia bersusah payah untuk mempelajarinya, maka baginya pahala dua kali (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)
Yang dimaksud dengan orang-orang yang ahli dalam Al-Qur’an, yaitu yang benar-benar hafal Al-Qur’an dan senantiasa membacanya, terutama dengan memahami makna dan kandungannya.
Dan orang yang terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an akan memperoleh pahala dua kali lipat, satu pahala karena bacaannya dan satu lagi karena kesungguhannya dalam mempelajari Al-Qur’an. Namun orang yang ahli membaca Al-Qur’an sudah pasti akan memperoleh derajat yang lebih tinggi dan istimewa.
– Memperbanyak shalat malam, diantaranya sholat tarawih.
Bagi yang melaksanakan sholat di malam lailatur qodar, selain berpahala besar juga mendapat ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa shalat di malam lailatul qadar karena imandan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari)
– I’tikaf
artinya berdiam diri di masjid selama beberapa waktu dengan niat beribadah kepada Allah SWT.
Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana hadits ‘Aisyah r.a., beliau berkata yang maknanya sbb :
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Nabi SAW beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya, kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau (H.R. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172)
Menurut mayoritas ulama, i’tikaf tidak ada batasan waktu minimalnya, artinya boleh cuma sesaat di malam atau di siang hari.
(Shahih Fiqh Sunnah, 2/154)
Ketika beri’tikaf, hendaknya seseorang menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan Hadits dlsb. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
(Pembahasan I’tikaf di Shahih Fiqh Sunnah)
Jama’ah sholat tarawih rohiimakumullah,
Jika seseorang menjalankan puasa dengan benar, yaitu yang didasari iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Nabi SAW bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni
(HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Semoga dengan puasa yang kita lakukan kita dapat meraih predikat taqwa dan pribadi yang sholeh, sebagaimana tujuan utama puasa, la’allakum tattaqun.
Kita wujudkan taqwa di dalam kehidupan kita dan marilah kita senantiasa mengingat, bahwa bertaqwa kepada Allah SWT adalah sumber segala kebaikan dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan, serta bekal yang sangat berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat.
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Maka berbekallah kalian dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal (QS Al-Baqarah: 197)
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) syurga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (QS Al-Qalam: 34)
Demikian kultum yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya, terimakasih atas perhatiannya , mohon maaf atas segala kekurangan.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Billahi taufik wal hidayah ,
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Bogor , 30 Mei 2018
Ditulis oleh : DR. H. Sutriyantono